Mahasiswa Unair Membuat Ruang Informasi Seni Budaya hingga Sastra lewat Aplikasi

Mahasiswa Unair Membuat Ruang Informasi Seni Budaya hingga Sastra lewat Aplikasi

Mahasiswa Unair Membuat Ruang Informasi Seni Budaya hingga Sastra lewat Aplikasi – Kurangnya penyebaran luasan informasi tentang seni, budaya dan sastra berimbas pada kemajuan dan masa depan para seniman yang ada di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh mulai terkikisnya jumlah penonton dan kurangnya apresiasi dari kaum muda Indonesia terhadap minat mereka akan seni, budaya, dan juga sastra.

Merespons mirisnya fenomena tersebut, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia atau yang biasa disingkat dengan sebutan Sasindo, Fakultas Ilmu Budaya atau yang biasa disingkat FIB, Universitas Airlangga atau yang biasa disingkat UNAIR merintis ruang publikasi khusus seni, budaya dan sastra. judi bola

Mahasiswa Unair Membuat Ruang Informasi Seni Budaya hingga Sastra lewat Aplikasi

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga tersebut  adalah Muhammad Yusuf Awali Taufiqi mahasiswa angkatan tahun 2017 bersama keempat rekannya ia meluncurkan official account yang diberi nama “Wara-Wara Project”. sbobet

Wara-Wara Project hadir untuk menjawab keresahan dari para pecinta dan pegiat seni, budaya dan sastra dalam mencari informasi pementasan. Hadirnya ruang publikasi Wara-Wara Project tersebut memudahkan generasi z dan milenial dalam mendapatkan informasi hanya melalui gawai mereka. https://www.mrchensjackson.com/

“Motivasi saya mendirikan wara-wara project karena minimnya akses informasi seni, budaya dan sastra di Kota Surabaya. Hal tersebut dikarenakan tidak berada dalam komunitas atau lingkaran kesenian, seperti halnya para perantau dan orang asing yang tidak tahu lingkungan sekitar,” tegas Muhammad Yusuf Awali Taufiqi mahasiswa angkatan tahun 2017 pada Kamis, 31 Oktober 2019.

Sedikitnya apresiasi yang didapatkan untuk industri kesenian disebabkan oleh pihak yang mendapatkan informasi tidak selalu datang melihat industri kesenian tersebut. Hal tersebut akan berimbas pada kemajuan dan perkembangan dunia seni, budaya dan sastra saat ini. Oleh sebab itu, publikasi yang gencar secara modern harus segera dilakukan.

Diawali dengan mengakui modal awal dalam membangun Wara-Wara Project merupakan relasi dan juga gawai yang sudah dimiliki. Muhammad Yusuf Awali Taufiqi mahasiswa angkatan tahun 2017 menuturkan, saat itu menjadi mahasiswa baru UNAIR, lalu menawarkan di grup jurusan perihal Wara-Wara Project dan terdapat empat teman yang mau membantunya untuk mengerjakan projek Wara-Wara Project tersebut.

Tujuan Wara-Wara Project dibuat adalah untuk mengungkap sastra dari persembunyian, karena penyebaran sastra sebelumnya hanya melalui mulut ke mulut (word of mouth) dan jugan hanya melalui penyebaran poster poster. Hal tersebut tentu tidak akan terdeteksi di internet jika ingin dicari.

“Rencana untuk ke depan Wara-Wara Project tidak hanya menjadi ruang informasi, akan tetapi juga menjadi sarana untuk membantu sobat wara untuk berkarya. Seperti hal nya untuk membentuk sebuah loka karya dan di isi oleh sobat wara, lalu jika di Surabaya sudah terbentuk ekosistem ruang informasi kesenian, maka akan membangun di kota lain juga,” ujar mahasiswa yang bernama Muhammad Yusuf Awali Taufiqi mahasiswa angkatan tahun 2017 asli Surabaya tersebut.

Baru-baru ini Wara-wara Project berhasil menyabet atau mendapatkan juara atau peringkat I pada kompetisi Kemah Budaya Kaum Muda yang diselenggarakan oleh Kemendikbud. Menurut Yusuf Awali Taufiqi, mereka mengikuti kategori purwarupa aplikasi dan berhasil mendapatkan dana hibah sebesar 50 juta rupiah untuk pengembangan aplikasi Wara-Wara Project. Yusuf Awali Taufiqi pun membagikan tips untuk menciptakan sesuatu.

“Lihat masalah di sekitar kalian dan pahamilah apa yang dibutuhkan, lalu pikirkan apa yang bisa atau apa yang dapat kalian lakukan untuk mengatasi hal hal sekitar kalian tersebut,” ujar Muhammad Yusuf Awali Taufiqi mahasiswa angkatan tahun 2017.